Kaktus
Kaktus adalah
tumbuhan gurun yang unik dan tidak neko-neko menurut saya. Merawatnya
gampang-gampang susah. Bagi orang-orang
yang tidak terlalu suka bunga, kaktus bisa jadi alternatif tanaman hias yang
ada di rumah. Tanaman unik ini menjadi inspirasi saya di Project Design 1 yang
nantinya akan diwujudkan dalam bentuk produk. Check this out !
Ferocactus pilosus
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Cactaceae
Juss.
Marga
Lihat Taksonomi
kaktus
Kaktus adalah nama
yang diberikan untuk anggota tumbuhan berbunga famili Cactaceae.
Kaktus dapat
tumbuh pada waktu yang lama tanpa air. Kaktus biasa ditemukan di daerah-daerah
yang kering (gurun). Kata jamak untuk kaktus adalah kakti. Kaktus memiliki akar
yang panjang untuk mencari air dan memperlebar penyerapan air dalam tanah. Air
yang diserap kaktus disimpan dalam ruang di batangnya. Kaktus juga memiliki
daun yang berubah bentuk menjadi duri sehingga dapat mengurangi penguapan air
lewat daun. Oleh sebab itu, kaktus dapat tumbuh pada waktu yang lama tanpa air.
Sejarah
Penemuan tentang
kaktus dipercayai telah dimulai lama sebelum bangsa Eropa menemukan Dunia Baru.
Namun, berbagai informasi mengenai tumbuhan tersebut hilang ketika terjadi
penjajahan oleh Spanyol. Referensi pertama mengenai tanaman kaktus ditemukan
pada abad ke-16 di dalam bab 16 dari buku Historia general y natural de las
Indias (1535). Penulis buku tersebut,
Hernandez de Oviedo y Valdez mendeskripsikan kaktus sebagai tanaman yang
memiliki duri yang khas dan buah yang unik.Sebagian besar spesies kaktus berasal
dari Amerika Utara, Selatan, dan Tengah.
Genus kaktus pertama yang diimpor ke Eropa adalah Melocactus. Seorang botaniawan asal Swedia, Carl
Linnaeus, memberikan nama kaktus yang diambil dari bahasa Yunani Κακτος kaktos.
Dalam bahasa Yunani klasik, kata tersebut memiliki makna tanaman liar berduri.
Habitat
Hanya seperempat
dari keseluruhan total spesies kaktus yang hidup di daerah gurun. Sisanya hidup
pada daerah semi-gurun, padang rumput kering, hutan meranggas, atau padang
rumput. Umumnya, tumbuhan ini hidup di daerah beriklim tropis dan subtropis.
Morfologi
Kaktus termasuk ke
dalam golongan tanaman sukulen karena mampu menyimpan persediaan air di
batangnya. Batang tanaman ini mampu menampung volume air yang besar dan
memiliki bentuk yang bervariasi. Untuk dapat bertahan di daerah gurun yang
gersang, kaktus memiliki metabolisme tertentu. Tumbuhan ini membuka stomatanya
di malam hari ketika cuaca lebih dingin dibandingkan siang hari yang terik.
Pada malam hari, kaktus juga mengambil CO2 dari lingkungan dan menyimpannya di
vakuola untuk digunakan ketika fotosintesis berlangsung (terutama pada siang
hari). Banyak spesies dari kaktus yang memiliki duri yang panjang serta
tajam.Duri tersebut merupakan modifikasi dari daun dan dimanfaatkan sebagai proteksi
terhadap herbivora. Bunga kaktus yang berfungsi dalam reproduksi tumbuh dari
bagian ketiak atau areola dan melekat pada tumbuhan serta tidak memiliki
tangkai bunga.
Hama
dan penyakit
Penyakit yang
umumnya menyerang kaktus disebabkan oleh bakteri dan cendawan. Infeksi akibat
bakteri dan cendawan dapat menyebar dengan cepat sehingga perlu dilakukan
pembuangan bagian yang terinfeksi kemudian dilakukan pencangkokan. Hama yang
sering menyerang kaktus adalah tungau (Tetranychus urticae) dan kutu yang menghisap
cairan kaktus. Kerusakan bagian tertentu dari kaktus juga dapat disebabkan
terbakarnya jaringan akibat sinar matahari. Apabila kaktus yang biasa
diletakkan di tempat teduh secara tiba-tiba dipindahkan ke lokasi yang terkena
sinar matahari secara langsung maka akan timbul perubahan warna menjadi putih
atau coklat pada bagian yang terekspos oleh sinar matahari.
Kegunaan
kaktus bagi manusia
Berbagai jenis
kaktus telah lama dimanfaatkan manusia sebagai sumber pangan, salah satunya
adalah Opuntia. Spesies ini banyak dikultivasi untuk diambil buah dan batang
mudanya. Buah Opuntia banyak diolah menjadi selai yang disebut queso de
tunaSementara itu, batang muda Opuntia yang dikenal sebagai nopalitos akan
dikuliti dan digoreng, dikukus, atau diolah menjadi acar dalam cuka asam-manis.
Sekarang ini, Opuntia juga masih dimanfaatkan sebagai pakan ternak, kosmetik,
dan obat-obatan. Dulunya, spesies kaktus Carnegiea gigantean dimanfaatkan
sebagai bahan dasar tepung untuk pembuatan roti. Namun tepung ini sudah tidak
lagi dimanfaatkan karena masyarakat lebih menyukai tepung dari jagung. Bagian
akar dari Echinocactus platycanthus juga diolah dalam cairan gula untuk
dijadikan permen. Bagian akar berkayu ataupun pembuluh vaskular yang mengandung
lignin dari kaktus juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan bahan bakar.
Konservasi
kaktus
Dewasa ini,
berbagai spesies kaktus terancam punah karena adanya perusakan habitat alaminya
dan eksplorasi berlebihan yang dilakukan manusia. Dulunya, kaktus diimpor dalam
jumlah besar ke Amerika Serikat, Eropa, Australia, dan Jepang karena termasuk
komoditi yang menguntungkan. Namun, perdagangan kaktus tersebut mulai
dihentikan sebelum Perang Dunia II. Saat ini, kaktus termasuk di dalam daftar
Apendiks I dan II Convention on Internasional Trade in Endangered Species
(CITES) yang memberikan proteksi kepada tanaman ini. CITES juga menggalakkan
usaha propagasi buatan untuk melestarikan kaktus. Tanaman hasil propagasi atau
perbanyakan buatan merupakan tanaman yang berasal dari biji, propagula, maupun
stek yang ditanam pada lingkungan terkontrol. Beberapa negara juga melarang
dengan keras perdagangan kaktus, terutama ke luar negeri. Beberapa usaha
konservasi kaktus pun telah dilakukan, di antaranya adalah pelestarian ex situ
di dalam tanaman botani.
Spesies
kaktus langka ditemukan di Kuba
Prensa Latina
melaporkan bahwa baru-baru ini para ilmuwan di Kuba menemukan jenis kaktus
langka yang eksotis, namun berbahaya, bernama Opuntia stricta.
Berdasarkan
keterangan Carlos Acevedo, seorang ahli biologi di Center of Coastal Ecosystem
Research di Cayo Coco, tanaman ini ditemukan di pantai kepulauan Gulf of Ana
Maria di Jardines de la Reina yang terletak di sebelah Selatan provinsi Ciega
de Avila.
Selama perjalanan
di kepulauan tersebut untuk mempelajari karakterisasi flora laut dan darat,
para ilmuwan berhasil mengidentifikasi kaktus yang tumbuh di pantai berpasir
tersebut.
Acedevo
menyayangkan pertumbuhan tanaman ini karena keberadaan dan pertumbuhannya yang
cepat akan segera menginvasi pertumbuhan tanaman asli dan ekosistem alami yang
ada di pantai tersebut.
Berdasarkan Times
of India, Jardines de la Reina dianggap sebagai salah satu ekosistem laut
terbaik yang dijaga karena penangkaran serta pelestarian terumbu karang.
Hingga saat ini,
Kuba telah mencatat sekitar 322 tanaman invasif yang dianggap membahayakan
kelestarian ekosistem asli dan merusak keanekaragaman hayati di sana. Salah
satunya adalah kaktus tersebut, yang jika dibiarkan tumbuh dengan cepat maka
kemungkinan besar bisa berpengaruh pada kualitas tanah, air, dan pantai.